Macam-macam Penutup Atap, dari
Genteng sampai Metal
Apa sajakah macam-macam
penutup atap yang kerap diaplikasikan pada bangunan? Sebagai pelindung dari
cuaca yang ekstrim, keberadaan atap pada suatu bangunan sangatlah penting. Atap
memungkinkan suasana di interior terasa nyaman serta terhindar dari air hujan
dan terik matahari. Dari segi estetika, atap juga mampu membuat tampilan suatu
bangunan terlihat lebih indah berkat pesona yang dipancarkannya.
Dalam pemilihan bahan penutup
atap yang paling tepat, Anda perlu memperhatikan kelebihan dan kekurangannya.
Pertimbangkan pula bentuk desain dan model atap yang ingin dibangun. Tak kalah
penting, anggaran yang tersedia juga wajib disesuaikan untuk mencukupi
pengadaan material penutup atap tersebut.
1. Atap Genteng
Genteng adalah sebutan untuk
atap yang terbuat dari tanah liat yang dipres kemudian dibakar dengan api
bersuhu tinggi. Mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan atap ini untuk
menutupi rumahnya karena mudah didapatkan, harganya terjangkau, tahan lama,
instalasinya gampang, dan indah. Pemasangan genteng dilakukan pada miring
menggunakan metode saling mengunci (interlocking).
2. Sirap
Sirap merupakan atap yang
terbuat dari potongan kayu tipis yang telah diawetkan. Umumnya, bahan yang
digunakan berasal dari kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) yang memang terkenal
memiliki tingkat ketahanan yang tinggi. Rata-rata atap sirap sanggup bertahan
tanpa mengalami kerusakan serius selama 25 tahun. Namun hal ini juga tergantung
pada bentuk perawatan yang Anda berikan, kondisi lingkungan, model instalasi
atap, dan kualitas bahan baku.
3. Rumbia
Penutup atap yang terbuat dari
dedaunan dikenal sebagai atap rumbia. Daun yang digunakan biasanya berasal dari
tanaman palem-paleman (Arecaceae) seperti kelapa, kelapa sawit, palem, aren,
sagu, enau, pinang, salak, kurma, lontar, dan gebang. Atap rumbia merupakan
pilihan atap terbaik untuk menciptakan desain rumah bergaya etnik. Sayangnya
atap ini kurang layak diterapkan pada rumah tinggal sebab pemeliharaannya
sulit, mudah rusak, dan rawan bocor.
4. Ijuk
Alternatif lain untuk atap
rumah berdesain tradisional yaitu ijuk. Ijuk terbuat dari serat pelepah pohon
aren yang diolah sedemikian rupa. Atap ijuk mampu menghadirkan suasana hunian
yang asri dan sejuk. Tetapi pemasangan atap ini cukup rumit dan rentan
mengalami kebocoran. Jadi beberapa orang lebih memilih memanfaatkan ijuk
sebatas penghias atap saja.
5. Keramik
Bahan pembentuk keramik adalah
tanah liat khusus yang dipanaskan dengan suhu sangat tinggi. Selanjutnya,
keramik tersebut diberikan finishing berupa glazur untuk memproteksi sekaligus
mempercantiknya. Pilihan warna atap keramik yang banyak memungkinkan kita bebas
menyesuaikannya dengan desain yang ingin diciptakan. Bahkan atap ini diklaim
mampu bertahan selama 30-50 tahun.
6. Beton
Secara fisik, atap beton
memiliki bentuk yang mirip seperti genteng dan keramik. Hanya saja bahan dasar
yang dipakai berupa campuran semen, pasir, dan air. Kemudian di permukaannya
dioleskan zat pewarna untuk mempermanis penampilan atap tersebut. Hebatnya
dengan perawatan yang benar, atap beton ini sanggup bertahan seumur hidup.
7. Bitumen
Bitumen adalah istilah lain
untuk atap aspal. Yap, bahan penyusun atap ini terdiri atas aspal, resin, serat
organik, dan bubuk kertas. Bentuk atap aspal berupa lembaran yang mempunyai
ketebalan sekitar 0,5-1 cm. Pemasangan atap ini bisa dilakukan dengan mengelem
atau menyekrupnya.
8. PVC
PVC (Polyvinyl Chloride) juga
acapkali digunakan untuk membentuk material atap bangunan. PVC sendiri terbuat
dari etilena yang diproses dengan metode tertentu. Harga atap PVC tergolong
cukup mahal. Oleh sebab itu, seringnya atap ini sebatas dipakai di kanopi dan
carport.
9. Seng
Seng dikenal sebagai material
penutup atap yang cukup bisa diandalkan. Kelebihannya atap ini mudah dipasang,
bobotnya ringan, dan harganya terjangkau. Atap seng juga tidak membutuhkan
konstruksi rangka yang rumit. Cuma kekurangannya, atap ini mudah sekali
meneruskan panas dan terdengar berisik saat hujan turun.
10. Metal
Metal ialah atap yang terbuat
dari logam besi. Bentuknya berupa lembaran dan dipasang pada gording memakai
sekrup. Ada juga atap metal yang berbentuk kepingan menyerupai genteng tanah
liat. Kelebihan atap metal yakni kokoh dan tidak mudah rusak.